PROSIDING AKADEMI KEPERAWATAN WIDYA HUSADA SEMARANG
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc
<p>Prosiding Akademi Keperawatan Widya Husada Semarang disingkat PAKWHS adalah prosiding yang mempublikasikan hasil-hasil, ulasan ilmiah dan informasi lain dibidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTekS) Keperawatan. Terbit satu kali dalam setahun (Mei) redaksi berhak melakukan penyuntingan perbaikan dan koreksi sepanjang tidak merubah isi dan maksut dari tulisan. Naskah yang tidak diterbitkan tidak dikembalikan kepada penulis/pengirim kecuali atas permintaan dari pengirim dengan disertai perangko.</p>Akademi Keperawatan Widya Husada Semarangen-USPROSIDING AKADEMI KEPERAWATAN WIDYA HUSADA SEMARANG2685-7693Penerapan Pendidikan Kesehatan Pada Caregiver Untuk Meningkatkan Pengetahuan Perawatan Palliative Lansia
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/47
<p><strong>ABSTRAK </strong></p> <p> </p> <p>Caregiver sebagai pendamping lansia memiliki peran penting untuk merawat lansia dan meningkatkan kualitas hidup para lansia. Banyak caregiver yang ada di panti ini hanya berlatar belakang pendidikan menengah dan tidak berasal dari lulusan kesehatan. Oleh karena itu, masih kurangnya informasi dari caregiver tentang pemberian perawatan yang tepat. Untuk meningkatkan pengetahuan caregiver di Panti Wredha Harapan Ibu Ngaliyan tentang perawatan lansia paliatif<strong>. </strong>Pada kegiatan pendidikan kesehatan ini menggunakan metode ceramah dan diskusi. Untuk mengetahui hasil kegiatan ini, diberikan evaluasi melalui pengukuran pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan menggunakan kuesioner. Dari 5 soal pre test yang diberikan kepada 10 caregiver di dapatkan nilai terendah yaitu 1 dan nilai tertinggi yaitu 4 dengan rata-rata 1,8. Dan dari 5 soal post test di dapatkan nilai terendah yaitu 2 dan nilai tertinggi yaitu 5 dengan nilai rata-rata 3. Dapat disimpulkan terjadi perbedaan atau peningkatan pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikannya pendidikan kesehatan</p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci </strong>: caregiver, pengetahuan, pendidikan kesehatan</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACT </em></strong></p> <p> </p> <p><em>Caregivers as companions for the elderly have an important role in caring for the elderly and improving the quality of life for the elderly. Many of the caregivers in this orphanage only have a secondary education background and are not medical graduates. Therefore, there is still a lack of information from caregivers about providing proper care. To increase the knowledge of caregivers in the nursing home wredha harapan ibu about palliative care for the elderly. In this health education activity using lecture and discussion methods. To find out the results of this activity, an evaluation was given through measuring knowledge before and after being given health education using a questionnaire. Of the 5 pre-test questions given to 10 caregivers, the lowest score was 1 and the highest score was 4 with an average of 1.8. And from the 5 post test questions, the lowest score is 2 and the highest score is 5 with an average score of 3. It can be concluded that there is a difference or increase in knowledge between before and after health education is given</em></p> <p> </p> <p><em>Kata Kunci : caregiver, pengetahuan, pendidikan kesehatan</em></p>Erlinda Putri ZahrilEmilia Puspitasari Sugiyanto
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-315115PKM pada Kelompok Lansia untuk Meningkatkan Kemampuan Pergerakan
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/48
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Lansia adalah kumpulan manusia berusia lebih dari 60 tahun yang mengalami proses kehilangan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahanan fungsi normalnya secara bertahap sehingga rentan mengalami infeksi. Salah satu masalah Kesehatan yang dialami oleh lansia yaitu penurunan massa otot yang ditandai dengan nyeri dan kekakuan sendi. Tujuan dilakukan Latihan pergerakan <em>Range Of Motion</em> (ROM) diharapkan dapat mengatasi gangguan mobilitas fisik yang dialami lansia. Kegiatan PKM ini menggunakan metode yaitu pemberian kuisioner pre test & post test, pemberian materi dan penyuluhan, mendemonstrasikan gerakan ROM, diskusi dan tanya jawab, serta melakukan evaluasi dan monitoring. Hasil yang diperoleh dari pengabdian kepada masyarakat di Panti Wredha Harapan Ibu Semarang menunjukkan peningkatan terhadap tingkat pengetahuan tentang latihan pergerakan ROM dari tingkat rendah ke tingkat sedang, sebagian besar lansia mengalami penurunan pada kekakuan sendi, peningkatan rentang gerak, penurunan tingkat nyeri, penurunan gangguan pergerakan, tetapi tidak terdapat peningkatan pada kekuatan otot. Sehingga dapat disimpulkan bahwa latihan pergerakan ROM mampu meningkatkan mobilitas fisik pada lansia di Panti Wredha Harapan ibu Semarang.</p> <p><strong>Kata kunci: lansia, gangguan mobilitas fisik, latihan pergerakan ROM</strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>The elderly are a group of people aged over 60 years who experience a process of gradually losing the ability of the tissue to repair itself and maintain its normal function so that it is susceptible to infection. One of the health problems experienced by the elderly is a decrease in muscle mass which is characterized by joint pain and stiffness. The purpose of doing Range Of Motion (ROM) movement exercises is expected to be able to overcome physical mobility disorders experienced by the elderly. This PKM activity uses the method of giving pre-test & post-test questionnaires, providing material and counseling, demonstrating ROM movements, discussions and questions and answers, as well as conducting evaluation and monitoring. The results obtained from community service at the Wredha Harapan Ibu Semarang Center showed an increase in the level of knowledge about ROM movement exercises from low to moderate levels, most of the elderly experienced a decrease in joint stiffness, increased range of motion, decreased pain levels, decreased movement disorders, but there was no increase in muscle strength. So it can be concluded that ROM movement exercises are able to increase physical mobility in the elderly at the Wredha Harapan Nursing Home, Semarang.</em></p> <p><strong><em>Keywords: elderly, physical mobility impaired, ROM movement exercise</em></strong></p>Anggi RohmawatiEndang Supriyanti
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-3151613HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT STRES PADA PASIEN DIABETES DI RS PERMATA MEDIKA SEMARANG
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/50
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penelitian ini bermaksud buat mengenali ikatan dukungan keluarga dengan tingkat stres pada pasien diabetes mellitus di RS Permata Medika Semarang. Peneliti memperoleh permasalahan kesehatan yang dialami dalam wujud dukungan keluarga yang berakibat pada kenaikan rasa yakin diri pada penderita dalam mengalami cara penyembuhan penyakitnya. Jenis penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan non eskperimen, dengan konsep <em>cross sectional</em>. Instrumen penelitian yang dipakai merupakan kuesioner yang tidak dilakukan uji validitas karena sudah dilakukan uji validitas pada penelitian Fira Veronika. penelitian terdiri 75 responden menggunakan metode <em>Purposive</em> <em>sampling</em>. Tata cara analisa percobaan yang dipakai merupakan <em>Rank Spearman</em>. Hasil penelitian didapatkan hasil bahwa Terdapat hubungan dukungan keluarga dengan tingkat stres pada penderita diabetes mellitus di RS Permata Medika Semarang, hasil analisa dengan percobaan hubungan <em>rank spearman</em> didapatkan <em>p</em> value= 0, 000 berarti <em>p</em> value < 0, 05. Angka koefisien ataupun angka <em>r Rho</em>= - 0, 595 menunjukan keeratan kuat dengan arah negatif. Berarti semakin baik dukungan keluarga hmaka semakin rendah tingkat stres pada pasien diabetes mellitus di RS Permata Medika Semarang.</p> <p><strong>Kata Kunci : Dukungan keluarga, Tingkat Stres</strong></p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>This study aims to identify family support ties and levels of stress in people with diabetes mellitus at Permata Medika Hospital in Semarang. Researchers found health problems experienced in the form of family support which resulted in an increase in self-confidence in sufferers in experiencing ways to cure their illness. This type of research uses quantitative methods with a non-experimental approach, with a cross sectional concept. The research instrument used was a questionnaire that was not tested for validity because it had already been tested for validity on Fira Veronika's research. The research consisted of 75 respondents using the purposive sampling method. The trial analysis procedure used was Rank Spearman. The results showed that there is a family support bond with the level of stress in people with diabetes mellitus at Permata Medika Hospital Semarang, the results of analysis with the Spearman rank relationship experiment obtained p value = 0.000 means the p value <0.05. The coefficient number or r number Rho = -0.595 proves a strong familiarity with the minus direction, meaning the better the family support so that the lower the level of stress in people with diabetes mellitus at Permata Medika Hospital Semarang.</em></p> <p><strong><em>Keywords: Family support, Stress Level</em></strong></p>Febriana MaharaniCandra Hadi Prasetiya
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-31511425Penerapan Hipnosi Lima Jari Dalam Menurunkan Ansietas Pada Pasien Hipertensi
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/51
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Hipertensi sering mengakibatkan keadaan yang berbahaya. Penderita hipertensi kemungkinan terjadi ketegangan atau kecemasan diakibatkan penyakit hipertensi yang cenderung memerlukan pengobatan yang lama. Salah satu tindakan tanpa pengobatan yang dapat menurunkan ansietas pada penderita hipertensi yaitu tindakan hipnosis lima jari. Hipnosis lima jari adalah pemusatan bayangan atau kenangan dengan menggunakan lima jari sehingga membuat tubuh menjadi rileks. Tujuan studi kasus ini adalah mengetahui perbedaan tingkat kecemasan sebelumnya dan setelah tindakan hipnosis lima jari. Method Penelitian : deskriptif dengan melalui pendekatan kasus asuhan keperawatan. Dengan subjek 2 responden pasien hipertensi minimal derajat 1, memiliki tingkat ansietas ringan-sedang dan bersedia menjadi responden. Hasil Penelitian : Ada perubahan tingkat ansietas pada responden 1 dari 21 (kecemasan sedang) ke 14 (kecemasan ringan) dan pada responden 2 dari 17 (kecemasan ringan) ke 11 (tidak ada kecemasan). Sehingga diharapkan bahwa pasien hipertensi dapat menerapkan hipnosis lima jari secara mandiri untuk menurunkan kecemasan yang dialami.</p> <p> </p> <p>Kata Kunci : Ansietas, Hipertensi, Hipnosis Lima Jari</p> <p> </p> <p> </p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACT </em></strong></p> <p> </p> <p><em>Hypertension often results in dangerous conditions. A patient with hypertensionmay become anxious due to hypertension which tends to require relatively long treatment. One of the non pharmacological techniques to reduces anxiety in hypertensive patients is the five fingerr hyppnosis technique. Five fingerr hypnosis is the concentration of images or memories using five fingers to relax the body. The purpose of this case study was to determine the difference in anxiety levels before andd after the five finger hypnosis action. Research method : this type off research a descriptive methodd through a nursing care cse approach . The subjects of this were 2 patients with hypertension at least grade 1, had mild-moderate anxiety levels and were willing to be respondents. The results of the study: there was a change in the level off anxiety in respondent 1 from 21 (moderate anxiety) to 14 (mild anxiety) and in respondent 2 from 17 (mild anxiety) to 11 (no anxiety). So it hoped that hypertensive patients can apply five finger hypnosis independently to reduce the anxiety they experience.</em></p> <p><strong><em>Keywords : Anxiety, Hypertensions, Five Finger Hypnosis </em></strong></p>Rizka MukhodarohCandra Hadi Prasetiya
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-31512629Penerapan Pemberian Rebusan Daun Sirsak Untuk Mengatasi Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Di Kelurahan Mijen
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/52
<p><strong>ABSTRAK </strong></p> <p> </p> <p>Fenomena diabetes mellitus di masyarakat menunjukkan bahwa pasien diabetes mellitus masih banyak mengguunakan pengobatan dengan cara terapi farmakoloogi. Selaain terapi farmakoologi, terapi non farmakologi bisa menurunkan kadar glukosa daraah pada pasien diabetes mellitus. Salah satu terapi nonfarmakologi yang dapat menurunkan kadar glukosa darah adalah dengan terapi pemberian rebusan daun sirsak. Ketidakstabilaan kaadar glukosa darah adalah variasii damana kadar glukosa darah mengalami kenai ikan atau penurunan gula darahh darii rentang normal yang disebuut dengan Hiperglikemia. Salah satu tindakan penatalaksanaan ketidakstabilan kadar glukosa darah yaitu dengan pemberian rebusan daun sirsak. Tujuan studi kasus ini yaitu untuk mengetahui Asuhan keperawatan pemberian rebusan daun sirsak pada pasien <em>diiabetes mellituus</em>. Metode studi kasus yanng digunakan yaitu asuhan keperawatan paada pasien diabetes mellitus dengan ketidakstabilan kadar glukosa darah dengan terapi penerapan pemberian rebusan daun sirsak. Jumlah sempel dalam studi kasus ini sebanyak 2 responden <em>diabetes mellitus</em>. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa ada perubahan ketidakstabilan kadarr glukosa darah paada pasien <em>diabetes mellitus </em>setelah diberikan intervensi rebusan daun sirsak selama 3 hari. Kesimpulan yang didapatkan dari kedua responden bahwa penerapan pemberian rebusan daun sirsak mampu menurunkan kadar glukosa darah pada pasien <em>diabetes mellitus</em>. Hasil studi menunjukan penurunan kadarr glukosa darah yang awalnya 363 mg /dl dan 262 menjadi 346 mg/dl dan 256 mg/dl.</p> <p> </p> <p>Kata kunci : <em>Diabetes Mellitus </em>, Ketidakstabilan kadar glukosa darah , Daun sirsak.</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACT </em></strong></p> <p> </p> <p><em>The phenomenon of diabetes mellitus in the community shows that many patients with diabetes mellitus still use pharmacological therapy. In addition to pharmacological therapy, non-pharmacological therapy can reduce blood glucose </em>levels<em> in patients with diabetes mellitus. One of the non-pharmacological therapies that can reduce blood glucose levels is by giving soursop leaf decoction therapy. Instability of blood glucose levels is a variation in which blood glucose levels increase or decrease in blood sugar from the normal range which is called hyperglycemia. One of the measures to manage the instability of blood glucose levels is by giving soursop leaf decoction. The purpose of this case study is to determine the nursing care of soursop leaf decoction in patients with diabetes mellitus. The case study method used is nursing care for patients with diabetes mellitus with unstable blood glucose levels with the application of soursop leaf decoction therapy. The number of samples in this case study was 2 respondents with diabetes mellitus. The results of the case study showed that there was a change in the instability of blood glucose levels in patients with diabetes mellitus after being given the intervention of soursop leaf decoction for 3 days. The conclusion obtained from the two respondents was that the application of soursop leaf decoction was able to reduce blood glucose levels in patients with diabetes mellitus. The results of the study showed a decrease in blood glucose levels from 363 mg/dl and 262 to 346 mg/dl and 256 mg/dl respectively.</em></p> <p><strong><em>Key words : Diabetes Mellitus, Blood glucose level instability, Soursop leaf.</em></strong></p>Reza Agi IndriantoWijanarko Heru Pramono
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-31513033Penerapan Senam Tera Untuk Mengurangi Resiko Penurunan Curah Jantung Pada Lansia Dengan Hipertensi
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/53
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> </p> <p>Kesehatan fisik lansia pada umumnya mengalami penurunan dan rentan terhadap berbagai penyakit,salah satu penyakit yang sering diderita lansia adalah hipertensi. Hipertensi pada lansia adalah keadaan dimana lansia mengalami peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90mmHg. Hipertensi mengganggu system pembuluh darah yang mengakibatkan afterload meningkat yang dapat menimbulkan masalah keperawatan resiko penurunan curah jantung. Senam tera merupakan salah satu intervensi yang bertujuan untuk mengurangi resiko penurunan curah jantung pada lansia karena dapat memperkuat ketahanan jantung dan memeperlancar peredaran darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi asuhan keperawatan gerontik dengan penerapan senam tera untuk mengurangi resiko penurunan curah jantung pada lansia yang mengalami hipertensi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode studi kasus dalam bentuk rancangan one-group pre-test dan post-test. Subjek studi kasus ini adalah 2 pasien lansia dengan hipertensi yang beresiko mengalami penurunan curah jantung di panti werdha harapan ibu semarang. Hasil studi menunjukan bahwa berkurangnya resiko penuruan curah jantung setelah dilakukan penerapan senam tera selama tiga kali dalam seminggu. Sehingga diharapkan senam tera dapat diterapkan secara rutin pada lansia yang mengalami hipertensi.</p> <p> </p> <p>Kata<strong> kunci</strong>: Lansia, Hipertensi, Resiko Penurunan Curah Jantung, Senam Tera</p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p> </p> <p>The<em> physical health of the elderly in general has decreased and is susceptible to various diseases, one of the diseases that often affects the elderly is hypertension. Hypertension in the elderly is a condition where the elderly experience an increase in blood pressure of more than 140/90 mmHg. Hypertension interferes with the vascular system which results in increased afterload which can cause nursing problems with the risk of decreasing cardiac output. Tera gymnastics is one of the interventions that aims to reduce the risk of decreased cardiac output in the elderly because it can strengthen heart resistance and facilitate blood circulation. The purpose of this case study is to develop gerontic nursing care with the application of tera gymnastics to reduce the risk of decreased cardiac output in the elderly with hypertension. This type of research is descriptive with a case study method in the form of a one-group pre-test and post-test design. The subjects of this case study were 2 elderly patients with hypertension who were at risk of experiencing a decrease in cardiac output at the Hope Nursing Home for Mothers in Semarang. The results of the study showed that there was a reduced risk of decreased cardiac output after the application of tera gymnastics three times a week. So it is hoped that tera exercise can be applied routinely to the elderly who have hypertension.</em></p> <p> </p> <p>Keywords<em>: Elderly, Hypertension, Risk of Decreased Cardiac Output, Tera Gym</em></p>Adjeng Juniar Nur SandyEndang Supriyanti
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-31513438PENERAPAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT JAHE PADA LEHER TERHADAP NYERI KEPALA PASIEN LANSIA DENGAN HIPERTENSI
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/54
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> </p> <p>Hipertensi adalah suatu kondisi atau keadaan dimana seseorang mengalami kenaikan tekanan darah di atas batas normal yang akan menyebabkan kesakitan bahkan kematian. Seseorang akan dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya melebihi batas normal, yaitu lebih dari 140/90 mmHg. Metode penelitian yang digunakan adalah kompres hangat jahe. dari data yang sudah ada disimpulkan bahwa penurunan skala nyeri hari pertama pada Tn. H dan Ny. K setelah pemberian kompres hangat jahe sehari 2 kali selama 15 menit per siklus dapat menurunkan skala nyeri pada penderita Hipertensi, dimana skala nyeri pada Tn. S yang awalnya 4 (nyeri sedang) menjadi 1 (nyeri ringan), pasien sudah tampak rileks, nyaman, tidak tampak meringis menahan rasa nyeri. Pada Ny. K skala nyeri yang awalnya 4 (nyeri sedang) menjadi 1 (nyeri ringan), pasien sudah tampak rileks dan nyaman. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah penerapan pemberian kompres hangat jahe pada leher dapat mengurangi nyeri kepala pada lansia dengan hipertensi.</p> <p>Kata kunci : Hipertensi, Keperawatan, Kompres Hangat Jahe.</p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>Hypertension is a condition or condition in which a person experiences an increase in blood pressure above normal limits which will cause morbidity and even death. A person will be said to be hypertensive if his blood pressure exceeds the normal limit, which is more than 140/90 mmHg. The research method used is ginger warm compresses. from the existing data it was concluded that the decrease in the first day pain scale on Mr. H and Mrs. K after giving ginger warm compresses 2 times a day for 15 minutes per cycle can reduce the pain scale in hypertension sufferers, where the pain scale in Mr. S, which was originally 4 (moderate pain) to 1 (mild pain), the patient already looked relaxed, comfortable, did not seem to wince in pain. At Mrs. K pain scale from 4 (moderate pain) to 1 (mild pain), the patient looks relaxed and comfortable. The conclusion obtained from this study is that applying ginger warm compresses to the neck can reduce headaches in the elderly with hypertension.</em></p> <p><em>Keywords: Hypertension, Nursing, Ginger Warm Compress.</em></p>Rima WachidahEmilia Puspitasari Sugiyanto
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-31513945PENERAPAN RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN PADA PASIEN KANKER SERVIKS
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/55
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> </p> <p> Kanker merupakan suatu penyakit yang tidak menular tetapi membahayakan. Salah satu jenis kanker yang menyebabkan sangat banyak kematian pada penderitanya adalah kanker serviks. Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh pada leher rahim atau mulut rahim yang terletak antara uterus dan liang senggama atau vagina. Kanker serviks biasanya menyerang pada wanita yang berusia 35-55 tahun. Pasien yang mengidap kanker serviks biasanya akan mengalami kecemasan. Salah satu teknik non farmakologi untuk mengurangi kecemasan adalah dengan teknik <em>Guided Imagery</em><em>. </em><em>Guided Imagery</em> adalah suatu teknik yang menggunakan imajinasi seseorang secara terbimbing yang dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan dengan mengurangi ketegangan otot<em>.</em> Tujuan studi kasus ini menyusun asuhan keperawatan dalam memberikan teknik relaksasi <em>guided imagery </em>untuk menurunkan kecemasan pada pasien kanker serviks di Yayasan Kanker IZI Semarang. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif dengan metode studi kasus rancangan pretest posttest. Subjek dari penelitian ini adalah 2 pasien kanker serviks yang merasakan kecemasan dengan skala 14-20 (kecemasan ringan) dan 21-27 (kecemasan sedang). Hasil studi kasus menunjukkan bahwa terjadi penurunan kecemasan yang dialami oleh pasien setelah diberikan terapi relaksasi guided imagery selama 3 hari sehingga diharapkan kecemasan mengalami penurunan dan keluarga diharapkan bisa menerapkan relaksasi <em>guided imagery</em>.</p> <p> </p> <p>Kata kunci : Kanker Serviks, Kecemasan, Teknik Relaksasi <em>Guided Imagery</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><em>Cancer is a disease that is not contagious but dangerous. One type of cancer that causes many deaths in sufferers is cervical cancer. Cervical cancer is a malignant tumor that grows on the cervix or cervix which is located between the uterus and the vagina or vagina. Cervical cancer usually affects women aged 35-55 years. Patients with cervical cancer will usually experience anxiety. One of the non-pharmacological techniques to reduce anxiety is the Guided Imagery technique. Guided Imagery is a technique that uses one's imagination in a guided manner which can provide calm and comfort by reducing muscle tension. The purpose of this case study is to develop nursing care in providing guided imagery relaxation techniques to reduce anxiety in cervical cancer patients at the IZI Cancer Foundation Semarang. This type of research uses a descriptive case study method with a pretest posttest design. The subjects of this study were 2 cervical cancer patients who felt anxiety on a scale of 14-20 (mild anxiety) and 21-27 (moderate anxiety). The results of the case study showed that there was a decrease in anxiety experienced by patients after being given guided imagery relaxation therapy for 3 days so that anxiety was expected to decrease and families were expected to be able to apply guided imagery relaxation.</em></p> <p><em> </em></p> <p><em>Keyword : Cervical Cancer, Anxiety, Guided Imagery Relaxion </em></p>Rosyita LutfianiMariyati Mariyati
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-31514655Penerapan Terapi Spiritual Emotional Freedom Technique untuk Menurunkan Kecemasan pada Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisa
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/57
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> </p> <p>GGK diartikan bahwa fungsi ginjal mengalami penurunan yang ditandai dengan laju filtrasi glomerulus (GFR) <60 mL/min/1,73 m2 yang bertahan selama ≥3 bulan atau adanya penanda kerusakan ginjal yang terlihat dari albuminaria, abnormalitas sedimen urin, abnormalitas cairan dan elektrolit, abnormalitas ginjal serta riwayat transplantasi ginjal. Pasien dengan GGK memerlukan pengobatan yang menggantikan fungsi ginjal untuk mempertahankan hidup. Salah satu pengobatannya adalah hemodialisa (HD). Proses HD menimbulkan gangguan fisik maupun psikologis contohnya kecemasan. Kecamasan yang timbul pada pasien GGK yang melakukan HD dapat di intervensi menggunakan strategi farmakologi dan nonfarmakologi salah satunya dengan terapi SEFT yang menggabungkan sistem energi tubuh dengan terapi spiritual yaitu menggunakan gerakan sederhana dengan tapping di titik meridian pada tubuh. Tujuan dari studi kasus ini menyusun asuhan keperawatan dalam penerapan terapi SEFT untuk mengurangi kecemasan pada pasien GGK dengan HD di Rumah Sakit Muhammadiyah Roemani Semarang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode kasus berupa one group protest posttest dengan 2 subjek penelitian yaitu penderita GGK yang HD dengan kecemasan. Hasil penelitian yaitu setelah dilakukan penerapan terapi SEFT selama 3 kali dalam 3 hari selama 15-20 menit menunjukkan pasien 1 tingkat kecemasannya menurun dari ansietas sedang menjadi tidak ansietas, sedangkan pasien 2 dari ansietas ringan menjadi tidak ansietas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terapi SEFT dapat menurunkan tingkat kecemasan pada pasien GGK yang menjalani HD.</p> <p> </p> <p>Kata Kunci : Gagal Ginjal Kronik, Hemodialisa, Kecemasan, Terapi SEFT</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p> </p> <p><em>CKD is defined as a decrease in kidney function as indicated by a glomerular filtration rate (GFR) <60 mL/min/1.73 m2 that persists for ≥3 months or the presence of markers of kidney damage as seen from albuminaria, abnormal urine sediment, fluid and electrolyte abnormalities, renal abnormalities and history of kidney transplantation. Patients with CKD require treatment that replaces kidney function to maintain life. One of the treatments is hemodialysis (HD). The HD process causes physical and psychological disturbances, for example anxiety. Anxiety that arises in CKD patients who do HD can be intervened using pharmacological and non-pharmacological strategies, one of which is SEFT therapy which combines the body's energy system with spiritual therapy, namely using simple movements by tapping on the meridian points in the body. The purpose of this case study is to develop nursing care in the application of SEFT therapy to reduce anxiety in CKD patients with HD at Muhammadiyah Roemani Hospital, Semarang. This type of research is descriptive using the case method in the form of one group protest posttest with 2 research subjects, namely people with CKD who have HD with anxiety. The results of the study, namely after the application of SEFT therapy for 3 times in 3 days for 15-20 minutes showed that patient 1's anxiety level decreased from moderate anxiety to not anxiety, while patient 2 from mild anxiety to not anxiety. The conclusion of this study is that SEFT therapy can reduce anxiety levels in CKD patients undergoing HD.</em></p> <p> </p> <p>Kata kunci : <em>Chronic</em><em> Kidney Disease, Hemodialysis, Anxiety, SEFT Therapy</em></p>Dwi Apriliani RahayuMariyati Mariyati
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-31515667Penerapan Teknik Guided Imagery untuk Mengurangi Ansietas pada Pasien DM Tipe II
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/58
<p><strong>ABSTRAK </strong></p> <p> </p> <p>Diabetes Mellitus (DM) yaitu kelainan metabolik yang dikarakteristikan adanya peningkatan kadar glukosa darah. Sebagian besar penderita DM tidak menyadari bahwa dirinya menderita penyakit tersebut. Prevelensi di Indonesi meningkat tajam dari 19,5 juta perkiraan 2045 akan menjadi 28,6 juta. Penderita DM umumnya akan mengalami Ansietas yang merupakan penyakit penyerta yang sering muncul pada penyakit DM. Ansietas ini dapat ditangani dengan teknik nonfarmakologi salah satunya yaitu terapi guided imagery. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus <em>one grup pre-post test</em>. Subjek studi kasus ini dengan kriteria inklusi yaitu pasien DM berusia diatas 30 tahun dengan Ansietas ringan hingga berat dan kriteria eksklusi pasien DM dengan penurunan kesadaran dan komplikasi. Instrumen studi kasus yang digunakan adalah lembar observasi kuesioner HARS (<em>Hamilton Anxiety Rating Scale</em>) dan Standar Operasional Prosedur <em>Guided Imagery.</em> Hasil Studi Kasus ini ditemukan bahwa ada penurunan tingkat Ansietas pada hari pertama dan hari kedua dengan skor 23 (Ansietas sedang) menjadi 14 (Ansietas ringan) dan 17 (Ansietas ringan) menjadi 9 (tidak ada Ansietas). Setelah dilakukan penerapan teknik <em>guided imagery</em> selama 2x dalam seminggu interval 2 hari pelaksanaan maka <em>guided imagery</em> efektif menurunkan Ansietas pada pasien DM.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci : </strong>Diabetes Mellitus, Ansietas, <em>Guided Imagery</em></p> <p> </p> <p> </p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACTi </em></strong></p> <p> </p> <p><em>Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disorder characterized by an increase in blood glucose levels. Most people with DM do not realize that they have this disease. Prevalence in Indonesia has increased sharply from 19.5 million estimated in 2045 to 28.6 million. DM sufferers will generally experience anxiety which is a comorbid disease that often appears in DM disease. This anxiety can be treated with non-pharmacological techniques, one of which is guided imagery therapy. The method used is descriptive with a one-group pre-test post-test case study approach. The subject of this case study with the inclusion criteria were DM patients aged over 30 years with mild to severe anxiety and the exclusion criteria were DM patients with decreased consciousness and complications. The case study instruments used were HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) questionnaire observation sheets and Standard Operating Procedures Guided Imagery. The results of this case study found that there was a decrease in anxiety levels on the first and second day with a score of 23 (moderate anxiety) to 14 (mild anxiety) and 17 (mild anxiety) to 9 (no anxiety). After applying the guided imagery technique for 2x a week at 2-day intervals, guided imagery is effective in reducing anxiety in DM patients.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Diabetes Mellitus, Anxiety, Guided Imagery</em></p>Nabila Intan AngellinaRahayu Winarti
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-31516873Penerapan Relaksasi Otot Progresif terhadap Gangguan PolaiTiduripadaiPenderitai DiabetesiMellitusiTipei2
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/59
<p><strong>ABSTRAKI</strong></p> <p><strong> </strong></p> <p>Gangguan pola tidur merupakan salah satu keluhan yang dapat timbul pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Saat penderita diabetes mellitus tipe 2 mengalami keluhan tersebut, terapi relaksasi otot progresif dapat menjadi salah satu tindakan keperawatan untuk mengatasinya. Tujuan dilakukannya penelitian ini guna untuk mengetahui asuhan keperawatan terhadap gangguan pola tidur pada penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan relaksasi otot progresif. Metode penelitianiyangiditerapkaniadalahimetodeideskriptif. Instrumeniyang dibutuhkaniantarailainilembar standar operasional prosedur dan lembar kuisioner pengkajian PSQI. Hasil dari penelitian ini adalah kedua responden mengalami penurunan tanda dan gejala gangguan pola tidur dengan memahami dan melaksanakan terapiirelaksasiiototiprogresif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah relaksasi otot progresif dapat mengurangi gangguan pola tidur pada penderitaidiabetesimellitusitipei2.</p> <p>Kata kunci : gangguan tidur, otot progresif, diabetes mellitus</p> <p><strong><em>ABSTRACTI</em></strong></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><em>Sleep pattern disturbance is one of the complaints tha can arise in patients with type 2 diabetes mellitus. When people with type 2 diabetes mellitus experience these complaints, progressive muscle relaxation therapy can be one of the nursing actions to overcome them. </em><em>The purpose of this study was to determine nursing care for sleep pattern disturbances in patients with type 2 diabetes mellitus with progressive muscle relaxation. The method used is descriptive method. The instruments used were standard operating procedure sheets and PSQI assessment questionnaire sheets. The results of this study were that both respondents experienced </em><em>a decrease in </em><em>signs and symptoms of disturbed sleep patterns by understanding and implementing progressive muscle relaxation therapy. The conclusion of this study is that progressive muscle relaxation can reduce sleep pattern disturbances in people with type 2 diabetes mellitus.</em></p> <p><em> </em></p> <p><em>Keywords: sleep disturbance, progressive muscle, diabetes mellitus</em></p>Alma Dhita VebrianaWahyuningsih Wahyuningsih
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-31517480PENERAPAN TEKNIK RELAKSASI BENSON UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN CKD (CHRONIC KIDEY DISEASE) DI RUANG HEMODIALISA
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/60
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> </p> <p>Penyakit gagal ginjal kronik (PGK) adalah kondisi menurunya fungsi ginjal yang berlangsung lama, bertahap,dan sifatnya progresif. Penyakit ginjal kronis didefinisikan sebagai kerusakan ginjal atau penurunan <em>Glomerular Filtation Rate</em> (GFR) kurang dari 260 ml selama 3 bulan (<em>Kidney Disease</em>). Rahman et.al, (2020). Pasien mulai merasakan gejala dan tanda uremia yang nyata saat laju filtrasi glomelurus kurang dari 30%. Prevalensi PGK meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan kejadian penyakit diabetes mellitus serta hipertensi. Penyakit gagal ginjal kronis sebesar 13,4%, jumlah prevalensi di benua asia khususnya asia tengara pada setiap Negara mengalamai peningkatan sejumlah 66% atau sekitar 2,9 juta dari seluruh jumlah penduduk. (Swanto et al, 2020).</p> <p>Studi kasus di lakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus dengan menggunakan bentuk rancangan “<em>one group pretest postest</em>”. Ciri tipe penelitian ini adalah tidak ada kelompok pembanding (control) tetapi sudah di lakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (program).</p> <p>Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian terapi relaksasi Benson secara singnifikan dapat mengurangi tingkat kecemasan pada pasien CKD saat Hemodialisa. Pasien yang menerima relaksasi Benson melaporkan tingkat kecemasan yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang tidak menerima relaksasi.</p> <p>Dari hasil penelitian tentang “Penerapan Teknik Relaksasi Benson Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Pada Pasien CKD di Ruang Hemodialisa” dapat disimpulkan: bawha kedua responden didapatkan hasil pasien I dan II yang di lakukan terapi Benson selama 3 hari mengalami penurunan kecemasan. Di simpulkan bahwa pemberian teknik relaksasi Benson mampu menurunkan tingkat kecemasan pada pasien CKD saat menjalani hemodialisa.</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Gagal Ginjal Kronis, Terapi Relaksasi Benson.</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p> </p> <p><em>Chronic kidney failure (CKD) is a condition of decreased kidney function that lasts a long time, is gradual, and is progressive in nature. Chronic kidney disease is defined as kidney damage or decreased glomerular filtration rate (GFR) of less than 260 ml for 3 months (Kidney Disease). Rahman et.al, (2020). Patients begin to experience obvious signs and symptoms of uremia when the glomerular filtration rate is less than 30%. The prevalence of CKD increases with the increasing number of elderly people and the incidence of diabetes mellitus and hypertension. Chronic kidney disease is 13.4%, the prevalence in the Asian continent, especially Asian landmarks, in each country has increased by 66% or around 2.9 million of the total population. (Swanto et al, 2020).</em></p> <p><em>Case studies are carried out by examining a problem through a case using the "one group pretest posttest" design. The characteristic of this type of research is that there is no comparison group (control) but the first observation (pretest) has been carried out which allows testing the changes that occur after the experiment (program).</em></p> <p><em>The results of this study indicate that giving Benson relaxation therapy can significantly reduce the level of anxiety in CKD patients during Hemodialysis. Patients who received Benson's relaxation reported lower levels of anxiety compared to patients who did not receive relaxation.</em></p> <p><em>From the results of the study on "Application of Benson's Relaxation Technique to Reduce Anxiety Levels in CKD Patients in the Hemodialysis Room" it can be concluded: that both respondents obtained the results of patients I and II who were treated with Benson therapy for 3 days experiencing a decrease in anxiety. It was concluded that the administration of the Benson relaxation technique was able to reduce the level of anxiety in CKD patients while undergoing hemodialysis.</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>Keywords </em></strong><em>: Chronic Renal Failure, Benson Relaxation Therapy</em></p> <p> </p>Linda Anggita ArfianaMaulidta Karunianingtyas Wirawati
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-31518189PENERAPAN PEMBERIAN MINYAK ZAITUN PADA GANGGUAN INTEGRITAS KULIT PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK PASCA HEMODIALISA
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/61
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Latar belakang;</strong> Dalam kasus gagal ginjal kronis, ginjal tidak bisa menyelamatkan keseimbangan metabolisme, cairan dan elektrolit, sehingga menyebabkan uremia. Salah satu prosedur pengobatan gagal ginjal kronik adalah hemodialisis, hemodialisis dapat mempengaruhi kondisi klinis pasien, merupakan salah satu komplikasi hemodialisis adalah gatal-gatal. Pruritus uremik merupakan komplikasi umum pada pasien hemodialisis yang mengeluhkan kulit gatal, rasa tidak nyaman serta mengganggu istirahat dan tidur. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk menganalisis kasus pasien gagal ginjal kronik yang diobati dengan minyak zaitun untuk pruritus uremik pada pasien hemodialisis. Metode studi kasus menjenguk pasien rawat inap dengan penyakit ginjal kronik (PGK), pemberian minyak zaitun untuk pruritus uremik selama 1 minggu dalam 3 kali pertemuan sesuai skema pasien hemodialisis, 3 kali dalam 1 hari pada bagian tubuh yang gatal, diangkut keluar. siang, sore dan malam. Pengaruh minyak zaitun pada pruritus uremik. Gatal diukur sebelum dan sesudah menggunakan skala VAS. Hasil: Tingkat keparahan pruritus klien menurun setelah 3 kali pemakaian minyak zaitun. Secara ringkas, hasil pengukuran VAS menunjukkan bahwa pemberian minyak zaitun dapat menurunkan keparahan pruritus uremia pada pasien gagal ginjal. </p> <p> </p> <p><strong>Kata kunci:</strong> gagal ginjal kronik, minyak zaitun, pruritus uremik, hemodialisis</p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p> </p> <p><strong>Background;</strong> In chronic renal failure, the kidneys are unable to maintain a balance of metabolism, fluids and electrolytes, causing uremia. One of the treatment procedures for chronic kidney failure is hemodialysis, hemodialysis can affect the clinical condition of the patient, one of the complications of hemodialysis is itching. Uremic pruritus is a common complication in hemodialysis patients complaining of itchy skin, discomfort and disturbing rest and sleep. The purpose of this case study was to analyze cases of chronic kidney failure patients treated with olive oil for uremic pruritus in hemodialysis patients. Case study method visiting inpatients with chronic kidney disease (CKD), giving olive oil for uremic pruritus for 1 week in 3 meetings according to the scheme of hemodialysis patients, 3 times in 1 day on the itchy body parts, transported outside. afternoon, evening and night. Effect of olive oil on uremic pruritus. Itching was measured before and after using the VAS scale. Results: The severity of the client's pruritus decreased after 3 times the use of olive oil. In summary, the results of VAS measurements show that giving olive oil can reduce the severity of pruritus uremia in patients with kidney failure.</p> <p> </p> <p><strong>Keywords:</strong> chronic renal failure, olive oil, uremic pruritus, hemodialysis</p> <p> </p>Titanya Merlineta Putri PramudytaDwi Retnaningsih
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-31519097Penerapan Pemberian Seduhan Jahe untuk Mengurangi Nausea pada Ibu Hamil Trimester I
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/62
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong> </strong></p> <p>Mual dan muntah selama kehamilan biasanya tidak berbahaya bagi janin, tetapi dapat mengancam jiwa, termasuk kemampuan untuk bekerja atau melakukan aktivitas normal sehari-hari. Upaya untuk mengurangi frekuensi nausea dapat dilakukan dengan beberapa intevensi seperti obat, selain minum obat untuk mengatasi nausea, ibu hamil bisa mencoba berbagai ramuan tradisional seperti tanaman jahe. Mekanisme kerja jahe untuk mengurangi nausea pada ibu hamil adalah senyawa gingerol pada jahe bekerja untuk memblokir serotonin. Tujuan kasus ini adalah menyusun Asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi) dalam pemberian seduhan jahe untuk mengurangi nausea pada ibu hamil trimester I. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode studi kasus<em>.</em> Setelah dilakukan tindakan pemberian seduhan jahe selama 2 kali dalam 4 hari hasil menunjukan adanya perbedaan perkembangan keluhan <em>nausea</em> sebelum dan sesudah diberikan seduhan jahe pada responden I dengan total skor 10 (<em>nausea </em>sedang) menjadi 6 (<em>nausea </em>ringan), sedangkan pada responden II dengan total skor 9 (<em>nausea </em>sedang) menjadi 6 (<em>nausea </em>ringan). Dalam penelitian ini dibuktikan bahwa pemberian seduhan jahe mampu menurunkan keluhan <em>nausea</em> pada ibu hamil trimester I.</p> <p> </p> <p><strong>K</strong><strong>ata kunci </strong>: jahe, kehamilan, <em>nausea</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p>Nausea and vomiting during pregnancy are usually harmless to the fetus, but can be life threatening, including theability to work or perform activity normal everyday. Attempts to reduce the frequency of nausea can be done with several interventions such as drugs, in additions to taking mediicationto overcome nausea, pregnant women can try various traditional herbs such as ginger plsnts. The mechanism of action of ginger to reduse nausea in pregnant women are gingerol compounds in ginger work to block serotonin. The purpose of this case is to compile nursing care (assesment, nursing diagnosis, planning, implementation, and evaluation) in administering ginger steeping to reduce nausea in first trimester pregnant women. This type of research is descriptive with a case study method. After the action of giving ginger steeping for 2 times in 4 days, the results showed a difference in the development of nausea complaints before and after ginger steeping in responden I with a total score of 10 (moderate nausea) to 6 (mild nausea), while in responden II with a total score of 9 (moderate nausea) to 6 (mild nausea). In this study it was proven that steeping ginger can reduce nausea complaints in pregnant women in the first trimester.</p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Keyword</em></strong><em>s : ginger, pregnancy, nausea</em></p>Annisa AnnisaNiken Sukesi
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-315198103Penerapan Pemberian Air Rebusan Daun Jambu Biji Untuk Mengatasi Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/63
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Diabetes melitus adalah suatu jenis penyakit yang disebabkan oleh terganggunya fungsi pankreas, sehingga kadar gula dalam darah mengalami peningkatan dan melebihi ambang batas normal. enanganan non farmakologi salah satunya biasa menggunakan air rebusan daun jambu biji karena dapat menurunkan kadar gula darah. Tujuannya untuk menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus tipe 2 yang diberikan air rebusan daun jambu biji untuk mengatasi ketidakstabilan kadar glukosa darah. Hasil dari penerapan pemberian air rebusan daun jambu biji selama 3 hari responden I dan II mengalami penurunan kadar glukosa darah, pada responden I yang awalnya 245 mg/dl mengalami penurunan menjadi 223 mg/dl sedangkan pada responden II yang awalnya 256 mg/dl mengalami penurunan menjadi 235 mg/dl. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama 3 hari bertutut-turut dengan memberikan air rebusan daun jambu biji sebanyak 6 kali perlakuan pada pagi dan sore hari dapat disimpulkan bahwa “Penerapan Pemberian Air Rebusan Daun Jambu Biji Untuk Menurunkan Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2” dapat menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2</p> <p><strong>Kata kunci :</strong> Diabetes Melitus, Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah, Rebusan Daun Jambu Biji</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>Diabetes mellitus is a type of disease caused by impaired pancreatic function, so that blood sugar levels increase and exceed the normal threshold. One of the non-pharmacological treatments is to use boiled water from guava leaves because it can lower blood sugar levels. Describe nursing care for type 2 diabetes mellitus patients who are given guava leaf boiled water to overcome the instability of blood glucose levels. The results of applying the boiled water of guava leaves for 3 days for respondents I and II experienced a decrease in blood glucose levels, in respondent I which was initially 245 mg/dl decreased to 223 mg/dl while in respondent II it was initially 256 mg/dl decreased to 235 mg/dl. Based on the results of research conducted for 3 consecutive days by giving guava leaf boiled water 6 times treatment in the morning and evening it can be concluded that "Application of Giving Guava Leaf Boiled Water to Reduce Blood Glucose Level Instability in Diabetes Mellitus Patients Type 2” can lower blood sugar levels in patients with type 2 diabetes mellitus</em></p> <p><strong><em>Keywords :</em></strong><em> Diabetes Mellitus, Unstable Blood Glucose Levels, Guava Leaf Decoction</em></p>Lutfi AfiyatiTri Sakti Widyaningsih
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-3151104107PENERAPAN FISIOTERAPI DADA TERHADAP PENGELUARAN SPUTUM UNTUK KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA PASIEN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/64
<p><strong>ABSTRAK</strong><strong> </strong>Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai dengan peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai ciri patofisiologi utama. Pada penderita PPOK terjadi peningkatan jumlah mukus yang kental sehingga menyebabkan kerja silia terganggu sehingga sulit untuk membersihkan mukus (sekresi) dari saluran napas. Salah satu penatalaksanaan nonfarmakologis yang dapat dilakukan adalah tepuk tangan dan batuk efektif. Tujuan dari aplikasi ini adalah untuk membantu pengeluaran dahak pada pasien PPOK melalui aplikasi tepuk tangan dan batuk yang efektif. Desain karya ilmiah ini menggunakan desain studi kasus. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil aplikasi menunjukkan bahwa setelah tepuk tangan dan batuk efektif, keluarnya dahak pada subjek meningkat. Bagi pasien dan keluarga penderita PPOK yang mengalami kesulitan mengeluarkan dahak hendaknya dapat melakukan teknik tepuk tangan dan batuk yang efektif secara mandiri karena tepuk tangan dan batuk yang efektif dapat membantu pengeluaran dahak. </p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Batuk Efektif, Tepuk Tangan, Sputum </p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong> <em>Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) or chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is a term that is often used for a group of lung diseases that are long lasting and characterized by increased resistance to airflow as a major pathophysiological feature. In patients with COPD, there is an increase in the amount of thick mucus, which causes the work of the cilia to be disrupted, making it difficult to clear mucus (secretion) from the airways. One of the non-pharmacological management that can be done is effective clapping and coughing. The purpose of this application is to help expel phlegm in COPD patients through an effective clapping and coughing application. The design of this scientific work uses a case study design. Data analysis was performed using descriptive analysis. The results of the application showed that after the clapping and coughing were effective, the sputum discharge in the subject increased. Patients and families with COPD who have difficulty expelling phlegm should be able to perform an effective clapping and coughing technique independently because effective clapping and coughing can help expel phlegm.</em><em> </em><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Effective Cough, Applause, Sputum</em></p>Eva RistyowatiDwi Nur Aini
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-3151108115PENERAPAN SENAM KAKI DIABETES PADA PASIEN DENGAN KETIDAKSETABILAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE II DI KOTA MANYARAN SEMARANG BARAT
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/65
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p> </p> <p>Latar Belakang :Diabetes Melitus tipe 2 adalahpenyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau sekresi insulin.Senam kaki artinya gerakan yang melatih otot kecil kaki, menaikan aliran darah yang dilakukan aneka macam posisi seperti duduk, berdiri/berbaring.<strong>Tujuan :</strong>Penerapan Senam Kaki Diabetes Pada Pasien Dengan Ketidaksetabilan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien DM Tipe IIdi daerah manyaran. Metode <strong>:</strong>Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kasus pada penderita diabetes mellitus usia 40-70 tahun yang mengalami kadar gula darah tinggi. Instrument yang digunakan adalah lembar Quesioner dan mengunakan pengkajian dengan memeriksa kadar gula darah.Hasil<strong> :</strong> Hasil peneliti menunjukan adanya perubahan pada hasil gula darah. Pada saat awal pengkajian hasil yang didapatkan yaitu unutk gula darah sewaktu Ny.M diawal 350 mg/dL setelah dilakukan senam kaki diabetes yang dilakukan selama 3hari menjadi 240 mg/dL.Sedangkan Ny.S pada saat awal pengkajian hasil yang didapatkan yaitu gula darah sewaktu 270 mg/dL setelah dilakukan senam kaki diabetes selama 3 hari menjadi 200 mg/dL. Studi Kasus ini menunjukan perubahan kadar glukosa darah sebelum dan setelah tindakan senam kaki. Kesimpulan : Terdapat manfaat terapi senam kaki terhadap mengenai ketidaksetabilan kadar glukosa dalam darah serta menambah rasa nyaman pada serta menambah rasa nyaman pada dikarenakan senam kaki memperlancar pembuluh darah pasien bisa turun diabetes melitus tipe 2 di manyaran</p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: Senam Kaki Diabetes Ketidaksetabilan Kadar Glukosa DM Tipe II</p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>Background: Type 2 Diabetes Mellitus is a disease characterized by hyperglycemia and disturbances in carbohydrate, fat and protein metabolism associated with absolute or relative deficiencies in insulin production and/or secretion. Kaksi gymnastics means movements that train the small leg muscles to increase blood flow which are carried out in various positions such as sitting, standing, lying down.Objective: Application of Diabetic Foot Exercise in Patients with Unstable Blood Glucose Levels in Type II DM Patients in Manyaran Areas.Methods: The study used a descriptive method with a case approach in people with diabetes mellitus aged 40-70 years who had high blood sugar levels. The instrument used is a questionnaire sheet and uses assessment by checking blood sugar levels.Results: The results of the researchers showed a change in blood sugar results. At the beginning of the study, the results obtained were that Mrs. M's blood sugar was at the beginning of 350 mg/dL after doing diabetic exercises which were carried out for 3 days to 240 mg/dL. dL after doing diabetic sis exercise for 3 days to 200 mg/dL. This case study shows changes in blood glucose levels before and after the foot exercise.Conclusion There are benefits of foot exercise therapy regarding the instability of glucose levels in the blood and adds a sense of comfort to and adds a sense of comfort because foot exercise improves blood vessels in patients can reduce type 2 diabetes mellitus in manyaran.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: Diabetic Foot Exercise Glucose Level Instability DM Type II.</em></p>Mohammad SugionoArifianto Arifianto
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-3151116124Penerapan Aromaterapi JerukiTerhadap PenurunaniTingkat Kecemasan Pada Pasien Ulkus Kaki Diabetik
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/66
<h1><a name="_Toc140740668"></a><strong>ABSTRAK</strong></h1> <p>Ulkus diabetik merupakan komplikasi penyakit diabetes melitus (DM) yang mempengaruhi kondisi fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Dampak psikologis ulkus diabetik dapat berupa gangguan kecemasan. Pemberian aromaterapi jeruk adalah salah satu teknik untuk mengurangi kecemasan, tujuan dari penelitian ini untuk menyusun resume asuhan keperawatan penerapan teknik aromaterapi ekstrak kulit jeruk untuk mengurangi kecemasan pasien ulkus kaki diabetik yang sedang menjalani perawatan. Metode penelitian ini menggunakan studi kasus, dengan pendekatan asuhan keperawatan, gangguan kecemasan pada perawatan ulkus diabetik. Subjek penelitian ini 2 pasien DM dengan ulkus kaki diabetik. Instrument studi kasus adalah lembar skala penilaian HARS (<em>Hamilton Rating Scale For Anxiety</em>). Intervensi pemberian aromaterapi selama 7 hari dengan durasi 5-10 menit. Hasil penelitian menunjukkan kedua responden mengalami penurunan kecemasan setelah pemberian aromatherapi. Disimpulkan aromaterapi ekstrak kulit jeruk dapat menurunkan kecemasan pasien ulkus kaki diabetik.</p> <p><strong>Kata kunci</strong> : Aromaterapi ekstrak kulit jeruk, kecemasan, ulkus kaki<strong>i</strong> diabetik<strong>i</strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><a name="_Toc140740670"></a><a name="_Toc139548562"></a><strong><em>ABSTRACT</em></strong><strong>i</strong></p> <p><em>Diabetic ulcers are complications of diabetes mellitus (DM) which affect physical, psychological, social and economic conditions. The psychological impact of diabetic ulcers can be in the form of anxiety disorders. Giving orange aromatherapy is a technique to reduce anxiety, the purpose of this study was to compile a resume of nursing care applying the orange peel extract aromatherapy technique to reduce anxiety in diabetic foot ulcer patients who are undergoing treatment. This research method uses case studies, with an anxiety disorder nursing care approach in the treatment of diabetic ulcers. The subjects of this study were 2 DM patients with diabetic foot ulcers. The case study instrument was the HARS (Hamilton Rating Scale For Anxiety) rating scale sheet. Aromatherapy intervention for 7 days with a duration of 5-10 minutes. The results showed that both respondents experienced a decrease in anxiety after being given aromatherapy. It can be concluded that aromatherapy of orange peel extract can reduce the anxiety of diabetic foot ulcer patients.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Keywords </em></strong><em>:</em> <em>Orange peel extract aromatherapy, anxiety, diabetic foot ulcer</em></p>Siska Dyah Putri Intan SariDyah Restuning Prihati
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-3151125131Penerapan Berkumur Larutan Madu Untuk Mengatasi Ketidaknyamanan Mukosa Oral Pada Pasien Post Kemoterapi
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/68
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Pada pasien yang menjalani kemoterapi seringkali mengalami masalah pada rongga mulutnya. Hal ini bisa disebabkan karena agen kemoterapi pada umumnya menyebabkan efek destruktif langsung pada jaringan sekitar rongga mulut dan juga secara tidak langsung dengan menginduksi myelosupresi dan imunosupresi. Komplikasi oral yang banyak dijumpai pada pasien yang menjalani kemoterapi ialah mukositis oral, kandidiasis, xerostomia, gangguan pengecapan dan perdarahan. Metode yang digunakan adalah berkumur menggunakan larutan madu. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh yang signifikan dalam mengatasi ketidaknyamanan membran mukosa oral menggunakan terapi berkumur menggunakan latutan madu. Hal ini menunjukan bahwa berkumur menggunakan larutan madu secara teratur memberikan pengaruh positif terhadap penurunan ketidaknyamanan membran mukosa oral. Diamana selama 3 hari penelitian pemberian berkumur menggunakan larutan madu mampu menurunkan ketidaknyamanan pada membrane mukosa oral pada pasien post kemoterapi. Pada responden I dengan pengkajian world health organization scale dan PQRST dari tingkat skala mucositis oral 2 menjadi 1 dengan skala nyeri 2 menjadi 1, berhasil menurunkan gangguan rasa nyaman dan responden ke II dari tingkat mucositis oral 1 menjadi tidak ada tanda dan gejala nyeri atau skala mucositis oral. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan berkumur menggunakan larutan madu dapat mengurangi masalah gangguan rasa nyaman pada membrane mukosa akibat efek samping kemoterapi.</p> <p>Kata kunci : Larutan Madu, Mukosa Oral, Kemoterapi</p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>In patients undergoing chemotherapy often experience problems in the oral cavity. This could be because chemotherapeutic agents generally cause direct destructive effects on tissues around the oral cavity and also indirectly by inducing myelosuppression and immunosuppression. Oral complications that are often found in patients undergoing chemotherapy are oral mucositis, candidiasis, xerostomia, taste disorders and bleeding. The method used is gargling using a honey solution. The results of the study showed that there was a significant effect in overcoming the discomfort of the oral mucous membranes using honey rinse therapy. This shows that gargling with honey solution regularly has a positive effect on reducing the discomfort of the oral mucous membranes. Where during the 3 days of the study giving gargling using honey solution was able to reduce discomfort in the oral mucous membrane in post chemotherapy patients. In respondent I with the assessment of the world health organization scale and PQRST from the oral mucositis scale level 2 to 1 with a pain scale of 2 to 1, it succeeded in reducing discomfort and the second respondent from oral mucositis level 1 to have no signs and symptoms of pain or mucositis scale orally. The conclusion of this study is that the application of gargling using honey solution can reduce the problem of discomfort in the mucous membranes due to side effects of chemotherapy.</em></p> <p><em>Keywords: Solution of honey, Oral Mucosa, Chemotherapy,</em></p>Nurazila Noviana PutriHeny Prasetyorini
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-3151132139Penerapan Slow Stroke Back Massage dan Aroma Terapi Lavender untuk Menurunkan Nyeri Kronis Pada Pasien Kanker Servik
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/69
<h1><a name="_Toc129930578"></a>ABSTRAK</h1> <p>Nyeri merupakan keluhaniutamaiyangidirasakanioleh penderitai kankeri serviksi karenai pertumbuhani tumori, efeki proseduri diagnostiki, dani pengobatani yangi sedangi dilakukani secarai berulang-ulangi. Nyerii yangi dirasakan akuti maupuni kroniki dengani kategorii skalai nyerii ringanisampai dengan berati. Salahi satui carai untuki mengurangii nyerii yaitui tekniki <em>slowi strokei backi massagei</em> (SSBM) dani aromaterapii, penelitiani inii bertujuani untuki mengetahuii keefektifani penerapani <em>slowi strokei backi massagei </em>dani aromaterapii lavenderi untuki menurunkani nyerii padai pasieni kankeri serviksi.</p> <p>Metodei deskriptifi dengani desaini pendekatani studii kasusi asuhani keperawatani. Subjeki padai penelitiani yaitui duai responden kankeri serviki yangi mengalamii nyerii skalai ringanidan sedangi. Instrumenti yangi digunakani yaitui lembari observasii kuesioneri penilaiani nyerii PQRSTi dani pengukurani nyerii NRSi (<em>Numericali Ratingi Scale</em>i) dani standari proseduri SSBMi dani aromai terapii lavenderi. Penelitiani dilakukani padai tanggali 18i junii 2023i sampaii 20i junii 2023i dengani pelaksanaani seharii satui kalii selamai 10i menit111111.</p> <p>Hasili penelitiani menunjukkani bahwai setelahi dilakukani terapii <em>slowi strokei backi massagei </em>dani aromaterapii selamai tigai harii i keduai responden i mengalamii penurunani skalai nyerii. Responden pertamai mengalami penurunani tingkati skalai nyerii darii 5i menjadii 1i dani responden keduai mengalamii penurunani tingkati skalai nyerii darii 6i menjadii 1i. Penerapani terapii SSBMi dani aromaterapii lavender dapat menurunkan tingkat nyeri pada pasien kanker serviks</p> <p>.</p> <p> </p> <p><strong>Katai Kuncii</strong> : Nyerii, <em>Slowi Stokei Backi Massagei</em>, Aromaterapii Lavenderi</p> <p> </p> <h1><a name="_Toc129930579"></a><em>ABSTRACT</em></h1> <p><em>Pain is the main complaint experienced by cervical cancer sufferers due to tumor growth, the effects of diagnostic procedures, and treatment which is being carried out repeatedly. The pain felt is acute or chronic and is categorized as a scale from mild to severe. One of the ways to reduce pain is the slow stroke back massage (SSBM) technique and aromatherapy, this research aims to find out the effectiveness of applying slow stroke back massage and lavender aromatherapy to reduce pain in cervical cancer patients.</em></p> <p><em>Descriptive method with a case study design approach to nursing care. The subjects in the research were two respondents with cervical cancer who experienced pain ranging from mild to moderate. The instruments used are observation sheets, questionnaires, PQRSTi pain assessments and pain measurements, NRSi (Numerical Rating Scale) and standard SSB procedures and lavender aroma therapy. The research was carried out from 18 June 2023 to 20 June 2023, carried out one day at a time for 10 minutes.</em></p> <p><em>The results of the research showed that after undergoing slow stroke, back massage and aromatherapy therapy for three days, both respondents experienced a decrease in their pain scale. The first respondent experienced a decrease in the pain scale level from 5i to 1i and the second respondent experienced a decrease in the pain scale level from 6i to 1i. Application of SSBMi therapy and lavender aromatherapy can reduce pain levels in cervical cancer patients</em></p> <p><em>Keywords : pain, slow stroke back massage, lavender aromatherapy</em></p>Desy Shelia FitrianiRahayu WinartiHeny Prasetyorini
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-3151140146Penerapan Aromaterapi Lemon Pada Nyeri Akut Post Pembedahan Laparatomi
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/70
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Laparatomi merupakan salah satu operasi bedah yang paling umum yang melibatkan pemotongan lapisan dinding perut untuk mengakses daerah bermasalah organ perut yang mengalami pendarahan, perforasi, keganasan, dan penyumbatan. Tujuan untuk mengidentifikasi manfaat penerapan pemberian aromaterapi lemon pada nyeri akut berhubungan dengan proses pembedahan (post laparatomi). Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif melalui studi kasus, fokusnya adalah asuhan keperawatan terhadap pasien yang telah menjalani tindakan laparotomi. Data dikumpulkan melalui proses wawancara dan observasi. subyek sebanyak dua responden dengan kriteria inklusi; pasien dengan post operasi laparatomi hari ketiga, pasien bersedia menjadi responden, komunikatif dan kesadaran compos mentis. Studi kasus dilakukan di RSUD KRMT Wongsonegoro. Sebelum dilakukan intervensi penerapan aromaterapi lemon, dilakukan pengkajian nyeri dengan menggunakan <em>numeric ratting scale</em> dengan pendekatan PQRST. Aromaterapi lemon diterapkan selama periode 3 hari dengan total 3 sesi pemberian, terlihat perubahan pada kondisi pasien. Pada pasien I, sebelum penerapan aromaterapi, pasien mengalami nyeri dengan tingkat skala 8, namun setelah penerapan nyeri berkurang menjadi skala 5. Pada pasien II, awalnya mengalami nyeri dengan skala 8, namun setelah penerapan aromaterapi, nyeri menurun menjadi skala 4. Hasil yang diperoleh dari kedua responden, dapat disimpulkan bahwa intervensi pemberian aromaterapi lemon telah mengakibatkan perubahan dalam tingkat nyeri pasien sebelum dan setelah intervensi.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: aromaterapi lemon; nyeri; post operasi; laparotomi; studi kasus</p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>Laparotomy is one of the most common surgical operations that involves cutting the lining of the abdominal wall to access problem areas of the abdominal organs that are experiencing bleeding, perforation, malignancy, and obstruction. The purpose of the case study was to identify the benefits of applying lemon aromatherapy to acute pain related to the surgical process (post laparotomy). The research method used is a descriptive approach through case studies, the focus is nursing care for patients who have undergone laparotomy. Data was collected through interviews and observation processes. A sample of two respondents with inclusion criteria; patients on the third day of postoperative laparotomy, patients are willing to be respondents, communicative and compos mentis awareness. The case study was conducted at KRMT Wongsonegoro Hospital. Prior to the intervention of applying lemon aromatherapy, a pain assessment was carried out using a numerical rating scale with the PQRST approach to determine the level of pain felt. After applying lemon aromatherapy for a period of 3 days with a total of 3 sessions, there was a marked improvement in the patient's condition. In patient I, before the application of aromatherapy, the patient experienced pain with a scale level of 8, but after the application of pain reduced to a scale of 5. In patient II, initially experienced pain with a scale of 8, but after application of aromatherapy, the pain decreased to a scale of 4. From the results obtained obtained from both respondents, it can be concluded that the intervention of giving lemon aromatherapy has resulted in changes in the patient's pain level before and after the intervention. These patients experienced a decrease in pain levels after receiving lemon aromatherapy.</em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>: lemon aromatherapy; painful; post operation; laparotomy; case study</em></p>Trima Darita MulyaniDwi Retnaningsih
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-3151147156Penerapan Pemberian Minyak Zaitun untuk Mengurangi Stretch Mark pada Ibu Post Partum
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/71
<p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Latar Belakang : Stretch mark Perubahan karena berhubungan dengan persalinan seperti stretch mark . post partum adalah masa pemulihan setelah sembilan bulan masa kehamilan dan proses persalinan yang dilalui oleh ibu. Minyak zaitun efektif dalam mengurangi striae gravidarum (stretch mark) pada ibu post partum. Gangguan integritas kulit yang muncul setelah melahirkan adalah <em>stretch mark. </em>Tujuan : Dapat mengurangi gangguan <em>stretch mark</em> seperti mengurangi rasa gatal,panas,kering,dan iritasi. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan studi kasus pendekatan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian lalu merumuskan diagnosa, merumuskan rencana tindakan, melakukan tindakan yang sudah direncanakan,dan melakukan evaluasi hasil tindakan. Hasil Penelitian : Hasil evaluasi yang didapatkan menunjukkan kemajuan karena eastisitas kulit meningkat, Kerusakan lapis kulit menurun, Tekstur kulit yang mebaik. Kesimpulan : kesimpulan yang didapat dengan memberikan minyak zaitun dapat mengembalikan elastisitas kulit.</p> <p>Kata kunci : <em>Stretch mark</em>, post partum, Minyak Zaitun, Gangguan Intergritas Kulit</p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p> <p><em>Background: Stretch marks Changes due to labor-related stretch marks such as stretch marks. post partum is a recovery period after nine months of pregnancy and childbirth process passed by the mother. Olive oil is effective in reducing striae gravidarum (stretch marks) in post partum mothers. Skin integrity disorders that appear after childbirth are stretch marks. Objective: Can reduce stretch mark disorders such as reducing itching, heat, dryness, and irritation. Methods: This research is a descriptive study that uses a case study approach to nursing care by conducting an assessment and then formulating a diagnosis, formulating an action plan, taking planned actions, and evaluating the results of actions. Research Results: The evaluation results obtained show progress due to increased skin elasticity, decreased skin layer damage, improved skin texture. Conclusion: the conclusion obtained by giving olive oil can restore skin elasticity.</em></p> <p><em>Keywords : Stretch marks, post partum, Olive Oil, Skin Integrity Disorders</em></p>Arninda Tri HastutiNiken Sukesi
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-3151157162Penerapan Genggam Bola Untuk Mengatasi Gangguan Mobilitas Fisik pada Pasien Stroke Non Hemoragik
https://prosiding.d3per.uwhs.ac.id/index.php/eproc/article/view/72
<p><strong>ABSTRAK </strong></p> <p> </p> <p>Penyakit Stroke menjadi penyakit penyebab kematian tertinggi kedua di dunia. Tujuan studi kasus untuk menerapkan terapi genggam bola untuk mengatasi gangguan mobilitas fisik pada pasien stroke non hemoragik. Metode Studi kasus pada pasien stroke non hemoragik di RS Muhammadiyah Darul Istiqomah sebanyak dua responden pasien dengan kriteria pasien mengalami kelemahan otot pada tangan. Instrumen yang digunakan pada studi kasus menggunakan skala nilai kekuatan otot, lembar observasi dan standart operasional prosedur genggam bola. Hasil studi kasus pada pasien stroke non hemoragik dengan kriteria inklusi dengan kelemahan otot tangan dilakukan selama empat hari satu kali sehari dengan cara digenggam pada tangan yang mengalami kelemahan sampai lima belas kali genggaman bola. Responden satu dan dua menunjukan bahwa ada peningkatan otot setelah di lakukan terapi genggam bola selama empat hari, di buktikan dengan penilaian skala kekuatan otot responden I sebelum melakukan terapi genggam bola kekuatan otot di hari pertama dua di hari ketiga dan keempat kekuatan otot tiga. responden II sebelum melakukan terapi genggam bola kekuatan otot di hari pertama dua dan di hari ke dua kekuatan otot tiga dan di hari ketiga keempat kekuatan otot empat. Dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan otot sebelum dan sesudah diberikan intervensi Genggam Bola pada kekuatan otot pasien stroke non hemoragik.</p> <p>Kata kunci : genggam bola, gangguan mobilitas fisik, stroke non hemoragik</p> <p> </p> <p> </p> <p><strong><em>ABSTRACT </em></strong></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><em>Stroke is the second highest cause of death in the world. The purpose of the case study is to apply ball handheld therapy to overcome impaired physical mobility in non-hemorrhagic stroke patients. Case study method on non-hemorrhagic stroke patients at Muhammadiyah Darul Istiqomah Hospital as many as two patient respondents with the criteria of patients experiencing muscle weakness in the hands. The instruments used in the case study used muscle strength value scales, observation sheets and standard operating procedures for holding the ball. The results of a case study in non-hemorrhagic stroke patients with inclusion criteria with hand muscle weakness were carried out for four days once a day by grasping on hands that experienced weakness up to fifteen times the grip of the ball. Respondents one and two showed that there was an increase in muscle tone after doing handheld ball therapy for four days, as evidenced by the assessment of the muscle strength scale of respondent I before doing hand-held ball muscle strength therapy on the first day two on the third day and fourth muscle strength three. Second responders before doing hand-held therapy ball muscle strength on the first day two and on day two muscle strength three and on day three four muscle strength four. It can be concluded that there is an increase in muscle before and after the intervention of Handheld Bola on the muscle strength of non-hemorrhagic stroke patients.</em></p> <p><em> </em></p> <p><em>Keywords : handheld ball, impaired physical mobility, stroke non hemorrhagic</em></p>Dian Mareta SariMenik Kustriyani
##submission.copyrightStatement##
2023-08-312023-08-3151163170